PERAN KITA DALAM PENDIDIKAN INDONESIA
MASALAH, SOLUSI, DAN PERAN KITA DALAM PENDIDIKAN INDONESIA
Rahmia Khoerunnisa
Taken by Rahmia (doc. Brebes, Jawa Tengah)
"Ketika kita melakukan sebuah pekerjaan karena cinta dan pada dasarnya itulah dunia kita dan hobi kita sendiri. Sungguh disitulah kebebasan diri."
Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan inti, ada baiknya saya ingin melakukan prolog terlebih dahulu. Tulisan yang saya bahas ini adalah suara hati yang ingin saya sampaikan mengenai pendidikan di Indonesia sekarang ini yang sempat saya ajukan sebagai bahan pertimbangan untuk mengikuti seleksi di salah satu program Kementrian Pendidikan di Indonesia. Namun, karena saya harus lebih banyak mendapatkan pengalaman serta mencari ilmu lebih luas lagi saya gagal diterima pada program tersebut. Saya tidak berkecil hati dan tentunya masih semangat untuk mengikuti tes-tes lain yang bersangkutan dengan pendidikan di Indonesia khususnya di daerah pelosok-pelosok negri. (Semoga suatu saat diterima.Aamiin.Hehe*)
Penulis tau masih banyak kekurangan dan masih banyak yang harus diperbaiki dalam penulisan yang saya dapat dari berbagai referensi ini, alangkah baiknya jika teman-teman yang baik hati karena rela mengorbankan waktunya memabaca tulisan ini berkomentar atau mengkritik demi kebaikan tulisan saya kedepanya. Pembahasan yang saya tulis kali ini terdorong karena salah satu bentuk kecil kecintaan saya pada anak-anak dan nasib pendidikan di Indonesia ini. Untuk itu, dari pada tulisan ini saya simpan di komputer saja, saya pikir alangkah lebih baiknya jika saya berbagi pendapat serta inspirasi saya, siapa tau bisa bermanfaat untuk teman-teman yang membutuhkan.
***
Pendahuluan
Pendidikan merupakan faktor penting bagi
kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan
penting di seluruh sektor kehidupan, kualitas suatu bangsa ditentukan oleh
kemajuan dan perkembangan dalam pendidikan. Sebagai modal utama dalam
pembangunan bangsa tentunya pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus
kita lakukan, baik itu dari pendidik atau pun yang terdidik. Seperti yang
dikatakan oleh Mentri Pendidikan, Anis Baswedan
“mendidik adalah tanggung jawab
setiap orang terdidik”. Untuk itulah budaya dalam mendidik adalah sesuatu
yang harus diterapkan oleh semua orang guna menumbuhkan dan mengembangkan
segala potensi-potensi yang dimiliki.
Selain usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkankan potensi dirinya, pendidikan juga merupakan kewajiban dan
kebutuhan yang patut dijalani oleh setiap manusia yang pada hakikatnya memiliki
kemampuan otak dan akal untuk berfikir.
Untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut makan
perlulah sekali pendidikan dilakukan guna melatih, mengasah, dan mengembangkan
potensi yang ada dalam diri kita. Kita akan mengetahui apa yang tidak kita
tahu, kita akan bisa melakukan apa yang sebelumnya kita tidak bisa, kita akan
terampil menggunakan, menjalankan, dam mengerjakan sesuatu sehingga kita
mempunyai bekal untuk masa depan kita nanti.
Bayangkan jika kita kurang akan pendidikan, kita
akan gampang di bodohi, gaptek di
zaman era serba teknologi ini, pengangguran, dan masa depan kita tidaklah
secerah yang kita inginkan. Untuk itu pendidikan memiliki banyak sekali
keuntungan dalam kehidupan.
Sesuai dengan UU No 2 Tahun 1985 pendidikan memiliki
tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya (beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pengerti luhur), memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa,
kebudayaan pendidikan haruslah lebih diutamakan karena melihat lagi pendidikan
merupakan ciri kualitas suatu bangsa itu sendiri.
Pembahasan
Dalam pemabahasan mengenai pendidikan di
Indonesia kali ini, penulis akan membagi pembahasan kedalam tiga kategori,
yaitu : (1) Bagaimana pendidikan di zaman sekarang (2) Apa yang menajdi
masalahnya, dan (3) Bagaimana peran kita sebagai mahasiswa.
Dalam
UUD 145 pasal 31 ayat 2 menyatakan bahwa
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. Namun, walau pun begitu permasalahan pendidikan Indonesia
mengalami keterbelakangan serta mutu pendidikan yang semakin tertinggal
dibandingkan dengan pencapaian negara-negara tetangga. Pendidikan di Indonesia saat
ini masih memiliki banyak kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan seperti
diantaranya keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang tidak merata,
serta kualitas guru itu sendiri masih kurang.
Hal
tersebut terjadi karena rendahnya kualitas sumber daya manusia yang menyebabkan
pendidikan tidak merata dan mutu pendidikan yang rendah. Selain dari pada itu,
faktor pemerintahan, pendidik, masyrakat, dan lingkungan atau tidak tersedianya
ekosistem yang baik bagi pengembangan kretaivitas juga mempengaruhi
terhambatnya kualitas pendidikan di Indonesia.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya pendidikan di Indonesia karena :
1. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia
Kreativitas
manusia merupakan satu-satunya sumber manusia yang tak terbatas. Untuk itu,
sesuai dengan prinsip pendididikan yaitu memberikan kebebasan kepada siswa
untuk belajar apa pun yang mereka senangi dan guru hanya memberikan masukan
saja. Jika hal tersebut dilakukan, siswa tidak akan terbelenggu dengan sederet
aturan yang belum tentu siswa dapat mengerti maksud dan tujuanya yang berakibat
siswa tidak berfikir kritis dan kreatif. Karena begitulah siswa harus diberikan
kebebasan dan kepercayaan untuk belajar mengekspresikan dan mengembangkan
kreativitas dan mengerahkan kemmapuan mental serta inovasinya dengan memberikan
nilai tambah atas segala kekayaan sumber daya alam setempat.
2. Pemerintahan
Pada
dasarnya tanggung jawab untuk memenuhi hak pendidikan ada di pundak
penyelenggara negara. Namun, terkadang pemerintahan yang tidak sehat selalu
menajdi pengahambat kemajuan negara di berbagai sektor. Masih adanya jarak
antara teks-teks tertulis yang diamanatkan dalam undang-undang dengan
pelaksanaan di lapangan. Selain perlu waktu, terbukti pula bahwa dukungan
anggaran saja tidak cukup, tanpa tanggung jawab dan kreativitas penyelenggaraan
negara, besarnya anggaran bisa saja memacu penyalahgunaan keunganan selain
sekedar melahirkan berbagai program asal-asalan, asal dapat menyerap anggaran.
Untuk itu diperlukan pemerintahan yang sehat dalam pembangunan pendidikan
Indonesia untuk lebih maju dan berkualitas.
3. Pendidik
R.A
Kartini berpandangan bahwa “Kewajiban seorang pendidik belumlah selesai jika ia
hanya baru mencerdaskan pikiran saja, bahwa tahu adat dan bahasa serta cerdas
pikiran belumlah jaminan orang hidup susila ada mempunyai budi pekerti”.
Sehingga R.A Kartini mencita-citakan “memberikan kepada siswa jua sifat-sifat
yang bagus yang ada pada bangsa lain
akan jadi penambah sifat-sifat yang sudah ada padanya, bukanlah akan meghilangkan
sifat-sifat sendiri, melainkan akan memperbaiki dan memperbagusnya.
Sesuai
dengan apa yang dicita-citakan R.A Kartini, tentunya seorang pendidik haruslah
menanamkan nilai moral kepada siswa. Ia harus menanamkan mental besar guna
terbentuk keberanian, jiwa yang mandiri dan menghargai diri sendiri. Untuk
menjadi pendidik pun tidaklah kita memilih pendidik yang abal-abal, maksudnya
pendidik yang bukan hanya sekedar mempunyai gelar saja, namun harus mempunyai softskill dan hardskill yang seimbang dalam mendidik para siswa.
4. Masyarakat
Kemajuan suatu daerah bisa
dicapai bila penduduknya memiliki pendidikan yang baik, maka perlu sekali
adanya kesadaran dari masyarakat sendiri akan pentingnya pendidikan.
Orang-orang pedalaman tidak terlalu memandang pendidikan sebagi sesuatu hal
yang sangat penting. Seperti halnya yang terjadi di daerah saya, pandangan
mereka tentang pendidikan yang tidak terlalu penting terjadi pada orang tua
yang tidak sekolah dan diterapkan pada anak-anak mereka khususnya perempuan yang
hanya disekolahkan sampai SD saja,dahulu di daerah saya mayoritas perempuan
tidak diteruskan ke sekolah menengah atas. Mereka cukup bekerja di rumah atau
bekerja keluar kota dan kemudian mereka akan dinikahi oleh laki-laki pilihan dirinya
atau orangtuanya.
Orang tua yang demikian tidak
berfikir bahwa seorang perempuanlah yang menjadi pusat kehidupan dan tanggung
jawab atas kewajiban pendidikan anak-anaknya. Maka, diperlukan sekali
pencegahan ketimpangan akses terhadap informasi, yaitu adanya kesetaraan akses
warga terhadap dunia pendidikan serta adanya jaminan negara atas hak pengajaran
juga penting dalam mengusahakan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
5. Lingkungan
Keterbelakangan
pendidikan bukan hanya terjadi di daerah pedalaman yang letaknya jauh dari pusat
kehidupan atau sekolah, tetapi terjadi pula terhadap orang-orang marginal di
perkotaan seperti yang terjadi pada anak jalanan, hal tersebut terjadi karena
beratnya biaya pendidikan.
Anak-anak
perlu mendapatkan wahana pembelajaran yang baik guna mereka nyaman dalam
melakukan proses belajar. Hilangnya diskriminasi serta memperluas kesempatan
belajar adalah hal yang harus dilakukan. Tersedianya ekosistem yang baik guna
berkembangnya kreativitas dan talenta-talenta yang dimiliki anak bangsa perlu
memilki komitmen yang menjanjikan dari negara kita sendiri.
Solusi sekaligus impian penulis
terhadap pendidikan Indonesia ini tidak akan jauh dari pemaparan diatas,
sebagai orang terdidik tentunya mendidik yang didik adalah sebuah kewajiban.
Untuk itu diharapkan sekali adanya peningkatan sumber daya manusia,
pemerintahan yang sehat, pendidik yang berkualias, informasi yang tepat untuk
semua kalangan, kesadaran masyarakat pedalaman akan pentingnya pendidikan,
tersedianya lingkungan atau ekosistem yang baik, negara yang lebih menghargai
berbagai kreativitas anak bangsa sehingga anak-anak bisa mengembangkan segala
potensi serta kreativitasnya dengan bebas.
Kita sebagai mahasiswa khususnya
penulis sendiri harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia sekarang ini. Dengan menjadi mahasiswa aktif dan berprestasi pun
tidak cukup, kita harus terjun langsung ke lapangan dan berbaur dengan masyarakat
untuk membuka pikiran bahwa betapa pentingnya pendidikan di zaman sekarang ini.
Menyalurakan inspirasi-inspirasi serta membuat program untuk memajukan kualitas
pendidikan di Indonesia. Dan alangkah lebih baik jika kita langsung menjadi
bagian dari pemerintahan yang mengatur bagian pendidikan di Indonesia dengan
benar, jujur, adil, dan bertanggung jawab selayaknya karakter yang dibutuhkan
untuk menjadi pemimpin karena kualitas suatu negara pun bukan dilihat dari
masyarakanya saja, tapi bagaimana para pemimpin memimpin pun adalah hal yang
utama untuk memajukan bangsa ini terutama pada dunia pendidikan.
Seperti contoh kasus yang penulis
temukan, ada salah satu tempat yang sempat penulis kunjungi, yaitu Pulau Tunda. Pulau Tunda merupakan sebuah
pulau terpencil yang letaknya sebelah utara dari Banten. Pulau Tunda ini
termasuk ke dalam Kabupaten Serang, Banten. Seperti yang diceritakan oleh
seorang penduduk asli Pulau Tunda, Pulau
Tunda memiliki jumlah penduduk kurang dari 3000 orang. Mayoritas penduduknya
merupakan orang-orang yang merantau dan kemudian memutuskan untuk menetap
disana. Untuk sebuah Pulau terpencil tentunya, tenaga listrik pun susah untuk
di dapatkan, penduduk disana menggunakan listrik tenaga surya untuk penerangan sehari-harinya.
Disana
terdapat anak-anak kecil dan disana pun terdapat sekolah satu atap untuk SD dan
SMP dengan Guru seadanya, sedangkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi lagi mereka harus menyebrangi lautan terlebih dahulu. Waktu tempuh untuk
menyebrangi lautan pun cukup lama, yaitu 2 -3 jam jika menggunakan kapal biasa.
Ketika saya bertanya dengan anak-anak daerah setempat tentang ingin tidaknya
diteruskan sekolah ke yang lebih tinggi, mereka menjawab ingin melanjutkannya
dengan semangat. Anak-anak memang selalu bersemangat untuk sekolah. Namun,
semua kembali kepada kita semua sebagai orang terdidik. Dan inilah seharusnya
kewajiban kita semua para terdidik.
Penutup
Pendidikan merupakan faktor penting bagi
kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan
penting di seluruh sektor kehidupan, kualitas suatu bangsa ditentukan oleh
kemajuan dan perkembangan dalam pendidikan.
Sebagai
orang terdidik tentunya mendidik yang didik adalah sebuah kewajiban. Untuk itu
diharapkan sekali adanya peningkatan sumber daya manusia, pemerintahan yang
sehat, pendidik yang berkualias, informasi yang tepat untuk semua kalangan,
kesadaran masyarakat pedalaman akan pentingnya pendidikan, tersedianya
lingkungan atau ekosistem yang baik, negara yang lebih menghargai berbagai
kreativitas anak bangsa sehingga anak-anak bisa mengembangkan segala potensi
serta kreativitasnya dengan bebas.
Ketika penulis dengan
berbagai inspirasi tentang pendidikan negri ini :
1.
Sekolah wajib mempunyai perpustakaan dengan
berbagai macam buku yang mendukung pembelajaran serta kreativitas siswa.
Tentunya perpustakaan pun dikemas dengan sangat menarik agar siswa tidak bosan
dengan suasan perpustakaan
2.
Budaya membaca, menulis, dan berkarya yang
harus terus dilakukan.
3.
Terdapat jam kelas dimana siswa bebas
mengekspresikan semua kreativitasnya.
4.
Adanya kegiatan dimana kegiatan ini bertujuan
untuk memberantas kebutaaksaraan untuk semua kalangan (anak - orang tua)
5.
Menanamkan semangat nasionalisme sejak dini.
6.
Pengajaran harus disampaikan dalam bahasa
Indonesia, dengan bahasa asing sebagai bahasa tambahan di sekolah menengah dan
tinggi. Hal itu untuk menambahkan semangat nasionalisme dan juga kita sudah
siap berbahasa asing demi bersaing ke ranah internasioanl. Namun berbahasa
daerah pun tidak dilupakan dan harus tetap digunakan.
7.
Adanya pengetahuan tentang dunia luar,
keterampilan hidup, dan pengenalan tentang organisasi, sehingga mereka bisa
menjadi mediator ketika bersinggungan dengan dunia luar.
8.
Kelas budaya, kelas ini sangat penting
dilakukan guna untuk mempertahankan dan melesarikan kebudayan di daerah
setempat karena bagaimanapun budaya berperan penting dalam meningkatkan daya
saing dengan dunia luar.
9.
Kelas impian, dimana kelas ini ada diluar jam
sekolah. Dikelas ini Guru yang sebagai pendidik melakukan pendekatan dengan
berbagai siswanya, yang dilakukan dengan bermain atau sekedar mengobrol
mengenai impian, pengalaman, atau sharing diantara keduanya (Guru dan Siswa),
kelas ini dilakukan diluar kelas dan bebas dimana saja. Tanpa disadari dengan
diadaknya adanya kelas ini akan mendapatkan berbagai pelajaran antara Guru dan
siswa.
Daftar
Pustaka
Latif,
Yudi. 2014. “Mata Air Keteladanan
Pancasila dalam Perbuatan”. Bandung: Penerbit Mizan.
mellamela3.blog.com/konsep-fungsi-dan-tujuan-pendidikan/
#JurnalMia
top markotop deh.. soal pendidikan, luas sekali ya yang harus dibahas. Kemarin banget, saya bareng teman pegiat pendidikan juga yg baru pulang dari tugas SM-3T ngobrol2 tentang pendidikan. Tentang salah seorang mentor bhs Iggrisnya yg meskipun jenius dlm bhs Inggris tapi tdk lulus UN. dan banyak lagi yg kami bicarakan. Seneng lho baca artikel dari seorng pemerhati penidikan. masih muda lagi ya. Saya juga seneng dengan pandangannya terhadap eksistensi pemerintah yg tadi dibahas. Berarti sudah memahami betapa pentingnya memilih pemimpin. Great! Trus mengenai kelas2 yg dituliskan diakhir, teman saya yg lainnya, NurulMSisilia namanya. Dia adalah praktisi pendidikan. menjadi guru relawan SMP Terbuka (Sekolah Rakyat)FrekuensiEducare di Cicalengka. Dia juga mahasiswa S2 Sastra Kontemporer. tgl 30 Des besok prasidang di FIB Unpad. Katanya juga akan membuat kelas inspirasi. Kalau ide bisa dieksekusi, dampaknya akan terasa. Saya pikir, gagasa2 seperti yang ditulis diatas memang harus dishare, setidaknya biar terjadi sinergi dengan kawan2 lain yg punya visi yang sama
ReplyDeleteSeneng bacanya, ide yg sangat Segar. Bicara masalah pendidikan sepertinya tidak akan cukup walau diberi waktu seharian. Karena dari setiap orang yg terlibat pasti mempunyai pandangan yg berbeda-beda. Ketika praktisi SDM berbicara pasti akan mementingkan dengan kualitas dari guru dan ketika ekonom berbicara pasti akan menilai kurangnya biaya pendidikan di Indonesia. Saya sangat setuju ketika masalah pendidikan adalah masalah bersama dan harus dipecahkan bersama. Jadi apa yg sedang kita perlukan sekarang? Menurut saya kita sedang menanti orang yang bisa mengkolaborasikan pemecahan masalah pendidikan dari berbagai pihak yang terlibat dengan pendidikan. Secara sederhana pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan yaitu Sekolah, siswa, orang tua, masyarakat dan pemerintah. Karena sering kita dengar kelima pihak ini terkadang tidak sejalan beriringan yang akhirnya pendidikan kita masih dapat dikatakan tertinggal.
ReplyDeleteMaaf kalau ada salah.