PERKEBUNAN CUKUL, PANGALENGAN (TRAVELING)
Buat para
traveler yang berdomisili di Bandung pasti udah gak asing lagi dengan salah
satu tempat keren tujuan explore ini, atau mungkin ada yang belum pada tahu. Kali
ini aku bakal jelasin bagaimana biar kita sampai kesana, memanjakan mata lewat
bukit-bukit perkebunan teh yang bener-bener mirip di negri-negri dongeng.
Untuk
sampai ke Perkebunan Cukul Pangalengan ini bisa memakai waktu sekitar +2jam
jika mengendarai sepeda motor. Kita cukup mengambil jalur arah ke Pangalengan
yang terus berbelak-belok menuju arah Cisewu. Dalam perjalanan menuju
Perkebunan Cukul, kita akan melewati salah satu wisata yang gak kalah menarik
dari Perkebunan Cukul sendiri yaitu Situ Cileunca. Lumayankan kalo pergi, satu
dua tempat bagus buat menyalurkan hobi kita bisa terlampaui.
Lumayan
deket dari Situ Cileunca, jika kalian sudah bertemu dengan bukit-bukit
perkebunan teh yang menakjubkan mata itu tandanya kalian sudah hampir sampai
menuju tempat yang dituju. Kalian akan dipertemukan dengan jalanan yang terjal
namun mulus serta jalan yang berkelak-kelok. Di jalan yang berkelak-kelok
tersebut terdapat beberapa warung dan dekat dari sana, tepatnya disebelah kanan
(jika arah dari Bandung) ada jalan koral
yang masih menggunakan batu-batu. Kalian masuk saja kesana dan kalau kalian
beruntung akan bertemu dengan para pekerja kebun teh yang baik-baik dan
tangguh, mereka akan menunjukan spot yang tepat buat mengambil foto dan spot
yang paling banyak dikunjungi oleh orang-orang yang membawa kamera.
Spot perkebunan
Cukul Pangalengan yang ada dalam foto ini berada sebelum Vila Cukul. Vila Cukul pun tidak jauh dari tempat dimana
aku mengambil foto, cuma terhalang danau dan beberapa petak kebun teh. Sangat
indah, dingin, dan sejuk. Apalagi jika kita datang ketika pagi dan sore hari
atau bahkan selepas hujan. Mata kita akan dimanjakan oleh kabut serta
pemandangan hamparan hijau ciptaan Allah SWT.
Dua kali
pergi ke Cukul, walau memang waktunya kurang tepat karena yang pertama pergi di
siang bolong dan satunya selepas habis hujan besar tapi tetep pemandangan di
Perkebunan Cukul tidak akan mengkhianati mata dan hari kita yang dengan suka
rela jauh-jauh pergi hanya untuk melihat dan mendokumentasikan indahnya tanah
negri kita.
Pertama
pergi ke Perkebunan Cukul, memang paling berkesan. Mengandalkan GPS karena
memang aku dan partner kemana-manaku tidak tau dimana Perkebunan Cukul berada.
Bolak balik sepanjang perkebunan Cukul mencari spot yang tepat, menembus jalan
sampai jalan Cisewu yang bener-bener terjal dengan jurang dipinggir-pinggirnya
namun ajib sih pemandangan selama diperjalanannya, nggak ngebosenin sama
sekali. Sampe kami pun masuk ke perumahan warga yang jauh dari jalan raya,
menembus jalan-jalan sempit perkebunan teh dengan menggunakan sepeda motor.
Ujung-ujungnya tetep ketemu jalan yang tadi, jalan raya. Sempet nyerah karena
mungkin kami lebih banyak menghabiskan waktu nyari spot yang kami cari
ketimbang perjalanan kami dari Bandung ke Perkebunan Cukul sendiri. Namun, karena
penasaran dan rasa sayang kami akhirnyaaaaa tuh jalan pinggir menuju spot yang
kami mau pun akhirnya ketemu juga. Alhamdulillah. Berangkat pagi sampenya siang. Hehee tapi gak apa-apa menurutku tersesat adalah sesuatu yang
menyenangkan.
Perjalanan
kedua menuju Perkebunan Cukul kami ditimpa hujan besar, alhasil pas jalan
menyusuri spot yang kami datangi kemarin. Sepatu kami kotor dan harus super
hati-hati karena takut jatuh. Seru dan menyenangkan. Bumbu-bumbu setiap
perjalanan. Tapi pas yang kedua itu sempet rada nyesek juga karena kami bawa
kamera DSLR tanpa bawa batrai. Ya batrainya ketinggalan:’) Dan kami pun hanya
menggunakan iphone seadanya.
Dalam
setiap perjalanan pasti akan selalu ada kisah yang menanti, terlepas kisah itu
positif atau negatif hal tersebut tergantung kepada representasi kita dalam
menanggapinya. Karena sebenernya, sepenuhnya dalam melakukan sebuah perjalanan
(read: traveling) tempat dan foto bukanlah menjadi tujuan utama, melainkan
kisah apa yang ada dibalik selama kita melakukan perjalanan kita.
Dan aku pun
percaya, kepada siapapun yang merasa dirinya traveler atau bahkan tukang
jalan-jalan yang hobinya foto-foto amatiran sepertiku. Ada yang lebih penting
dari sekedar mendokumentasikan dan membagikan hasil karya fotografi dan cerita
perjalanan kita. Ya, pasti kalian mengerti. Menjaga alam kita sendiri.
Terimakasih Pangalengan dan Bumi Kota Bandung.
Fotografer: Aris Dwi & Rahmia Khoerunnisa
Terimakasih
sudah membaca.
Bandung, 12
Mei 2017
Kereeeennnnnn
ReplyDeleteKereeeennnnnn
ReplyDelete