REKOMENDASI BUKU 2018 - 2019 : ULASAN 10 BUKU TERAKHIR YANG DIBACA
Terinspirasi dari
beberapa teman yang meminta rekomendasi buku bacaan, aku pun mencoba dikit
sedikit memberanikan diri untuk mengulas beberapa buku yang aku baca. Tepatnya,
10 buku terakhir. 10 buku ini kuhabiskan dengan tidak tentu waktu, karena
godaan membaca itu luar biasa banyaknya guys. Malesnya. Capeknya. Pusingnya
liat deretan huruf apalagi jika bukunya tebel:)
Buku ini
pun dikemas dengan bahasa yang tidak terlalu monoton sehingga tidak bosan untuk
dibacanya, karena buku ini juga mengiring kita untuk tetap berimajinasi. Dan
Novel ini dibagi menjadi 38 bab yang pendek-pendek. Jostein Gaarder juga jago membuat rasa penasaran pembaca dengan teka-teki yang ia ajukan
lewat pertanyaan-pertanyaan para tokoh. 20 bab dengan sudut pandang tokoh
Anna di masa kini, dan sisanya sudut pandang tokoh
Anna sebagai Nova di tahun 2082 (mmm... bingung ya kenapa
jadi ada Anna sebagai Nova?) aku
informasikan dulu deh sinopsisnya:
Aku sebenarnya
tipikal orang yang jika memahami sesuatu hal, tidak berani menyuarakan apa yang
menjadi pendapatku. Belum berani buka suara tentang pemahaman yang aku dapat
dari membaca buku. Cemen yah. Karena jika hal itu menarik buatku, dampaknya akan
langsung aku lakukan. Ya intinya, aku
excited dengan dan terhadap diri sendiri atas beberapa buku yang telah
mengubah diri dan cara pandangku terhadap sesuatu hal.
Aku lebih suka
melakukan diskusi dengan beberapa teman. Rasanya sangat menyenangkan, banyak
hal yang aku tahu dari buku berbonus pehamanan dan pendapat, atau bahkan
ide-ide lain dari beberapa teman. Sangat banyak hal yang bisa aku pelajari.
Prolognya udahan
dulu jangan kepanjangan. Langsung saja, berikut ulasan singkatku tentang 10
buku terakhir yang aku baca.
- Selamat Menunaikan Ibadah Puisi – Joko Pinurbo
Penulis : Joko
Pinurbo
Terbitan Pertama :
2016
Buku kumpulan Puisi
karya Joko Pinurbo ini adalah buku yang rekomendasi sekali dibaca ketika hati
dan pikiranmu lagi kacau karena berbagai hal. Tidak melulu tentang puisi cinta,
hal-hal kecil yang terjadi dalam kehidupan kita ternyata bisa menjadi karya
sastra yang dikemas dengan sangat manis. Bahasanya pun ringan dibaca, bait
perbait yang tidak teralalu panjang, dan gaya bahasanya yang “renyah” (?) *mmm…
sejenis kamu gak usah cari lagi dikamus KBBI untuk arti dari kata yang kamu
baca*
Banyak pesan yang
diambil dari puisi-puisi Joko Pinurbo, banyak rasa yang tersampaikan, dan
banyak pula rasa sakit atau tidak nyaman yang selalu kita rasakan dalam
kehidupan kita. Enaknya, buku kumpulan puisi ini menyampaikan cerita tentang
banyak hal tentang lika likunya kehidupan sehingga tidak monoton untuk dibaca.
Kehilangan harapan.
Impia-impian yang usang. Rumitnya jalan hidup. Kasih dan sayang orang tua.
Orang-orang pinggiran, dan masih banyak hal lainnya yang akan menuntunmu untuk
bertemu dengan sebuah perenungan.
Akhir puisi pun
kadang terkesan menggantung, dan menjadikan pembaca menjadi penuh tafsir. Tapi
bukankah itu puisi yang bagus? Banyak tafsir dan banyak makna tergantung
penangkapan dan suasana hati pembaca.
Seperti ibadah. Kau mengadu kepada Tuhanmu.
Seperti membaca puisi, kau mengadu pada kata-kata penuh nyeri. Keduanya hampir
sama. Akhirnya akan menenangkan dan penuh perenungan.
- Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai
Penulis : Theoresia Rumthe & Weslly
Johannes
Tahun
terbit : 2018
Buku
kumpulan puisi karya sepasang kekasih Theoresia Rumthe & Weslly Johannes benar-benar sudah membuatku
seperti orang gila. Senyum-senyum sendiri dan gemas karena rasanya ingin sekali
bernasib seasik seperti mereka. Mempunyai kekasih seorang penulis puisi.
Sama-sama menyukai puisi dan masing-masingnya menjadi istimewa karena menjadi
sumber inspirasi. Entah dari dari masing-masing sifat dan egonya atau dari
hal-hal kecil nan mesra yang sudah penulis lewati. Terlalu manis.
Kumpulan
puisi ini juga tidak selalu membuat kita kesel, karena tiba-tiba ingin seperti
mereka. Berciuman gemas pagi hari dengan puisi atau mengisahkan intimnya kisah
manis mereka. Buku kumpulan puisi ini juga secara tidak langsung merubah sudut
pandang kita tentang kebahagiaan yang selalu kita cari, dimana kebahagiaan
dengan pasangan itu bisa tercipta dari hal-hal sederhana.
Dan
sangat adilnya buku kumpulan puisi ini, bukan berarti tidak harus tidak dibaca
oleh orang yang sedang sendiri (single) karena akan membuat cemburu dan kesal dengan
puisi-puisi genitnya TR dan WJ. Buku ini juga menyadarkan kepada kalian yang
masih sendiri untuk berbahagia. Namun tetap dengan cara yang sederhana.
Salah
satu kutipan favoritku adalah:
"Kau kuat karena dicintai, setidaknya
oleh dirimu sendiri."
Sudah dipastikan
bahasa yang dipakai TR dan WJ ini sangat puitis, berirama, ringan dibaca, dan
ada energi yang bikin senyum-senyum sendiri walau apa yang terjadi dalam puisi
tersebut, jelas-jelas bukan terjadi pada kita para pembaca.
Tidak selalu
tentang puisi-puisi yang manis pernuh berbunga-bunga, kumpulan puisi ini juga
ada sebagian rasa sakit yang ingin disampaikan. Namun ia sepaket dengan
obatnya. Dan itu dengan cara yang sederhana pula.
Pokoknya wajib
baca, semua suasana hati layak dipertemukan dengan buku manis dan genit dari Theoresia Rumthe & Weslly
Johannes ini.
- Dari Timur Vol. 2
Penulis: MIWF Writers
Tahun
terbit : 2018
Masih
tetap buku kumpulan Puisi lagi, buku ini sangat berbeda dari kedua buku yang
sempat aku ulas dipoin no satu dan dua. Selain dari kumpulan puisi, buku ini
pun berisi kumpulan cerpen. Keduanya sama, berlatar di bagian Timurnya
Indonesia.
Jauh
sebelum aku yang bertemu dengan banyak teman-teman yang berdomisili dari daerah
Timur Indonesia dan bahkan salah satu teman sangat dekatku (re: kekasih) adalah
orang Timur, aku sudah sangat kagum kepada Indonesia Timur karena rasa
penasaranku yang tinggi tentang budaya dan keramahtamahan mereka. Aku ingin
banyak belajar tentang mereka, mereka yang “berbeda” dari aku (berbeda dari hal
budaya, adat istiadat, kebiasaan, dsb)
Dan
itulah alasan pertamaku tertarik dengan buku dari Timur ini. Covernya juga
sangat cantik, unsur budayanya sangat tampak. Dan tidak jauh dari covernya,
isinya pun begitu menceritakan tentang budaya, identitas, adat istiadat,dan isu
sosial yang terjadi di daerah Timur sana. Banyak kata dan bahasa yang tidak aku
mengerti, karena mungkin itu dialek dari daerah Timurnya sendiri. Sangat kaya
memang bahasa kita ini yaaa. Menarik, ciri khas dari Timurnya selalu ada.
Buku
ini merupakan antologi
karya penulis Indonesia Timur hasil kurasi tim Makassar International Writers
Festival (MIWF), sehingga tidak diragukan lagi dong kualitas
dari isi bukunya seperti apa. Buku Dari Timur ini memiliki dua buku. Vol. 1 dan
Vol. 2 (Tapi aku malah langsung beli Vol. 2 karena jatuh cinta sama covernya.
Wkwk)
Dari Timur edisi
kedua ini memuat sajak dan cerita pendek karya tiga belas penulis yang pernah
terpilih menjadi penulis undangan Makassar International Writers Festival
(MIWF). Kisah-kisah yang disajikan oleh Arham Taheer, Anaci Tnunay, Bayu
Pratama, Pringadi Abdi Surya, Maria Pankratia, Louie Buana, Ashari Ramadana T.,
Fransiska Eka, Wahid Afandi, Chalvin Papilaya, Saddam HP, Mardian Sagian, dan
Wawan Kurniawan.
Sedikit
saran dariku, supaya pemasaran buku Dari Timur ini lebih laris alangkah lebih
baiknya buku Vol. 1 dan Vol. 2 disatukan, supaya lebih tebal bukunya dan juga
lebih menghemat untuk harga pembelian bukunya. Hehee…
- Milk and Honey
Penulis : Rupi Kaur
Tahun terbit : 2014
Siapa yang tidak
tahu buku Milk and Honey, buku best seller New York times ini memang sangat
patut diapresiasi oleh para penikmat puisi, pasalnya buku ini memuat beberapa
kumpulan puisi yang sangat dan sangaaaat sederhana, tapi pesan dan rasa
sakitnya tersampaikan dengan sangat lembut sekaligus tajam (ngena banget),
apalagi Rupi Kaur sebagai penulisnya menambahkan beberapa ilustrasi sederhana
yang semakin meninabobokan rasa sakit dan imajinasi kita.
Buku Puisi ini bisa
terbilang sedikit erotis jika berada ditengah budaya Negara kita. Penataan kata
maupun ilustrasinya, yang jika seseorang kurang menghargai, memahami dan
melihat (diborong haha) hanya dari luarnya saja “Mia ih bacaannya gitu”, tidak
sedikit yang berbicara seperti itu. Tapi, aku gak peduli, yang jelas
puisi-puisi Rupi Kaur ini sangat cantik dan seksi:”)
Buku kumpulan puisi
Rupi Kaur ini terbagi menjadi beberapa bagian, tentang cinta, rasa sakit, dan
penyembuhan, yang apabila disatukan dan kita sadar mereka membentuk satu jalan
cerita. Rupi Kaur menyampaikannya dengan sangat sederhana dan lembut. Percaya
dengan kata-kata adalah obat? Sepertinya jika kamu sedang dalam keadaan sakit
hati terutama karena pria dan urusan asmara kamu wajib coba baca puisi-puisi
ini.
Tidak diragukan,
menjadi buku best seller. Buku ini mempunyai energi penyembuhan luar biasa.
Sederaha tapi menakjubkan. Apalagi jika kalian sering melihat snapgram/instastory
dari akun instagram Rupi Kaur yang sedang melakukan musikalisasi Puisi.
Kagum, pengen
nangis. Sangat Indah sekaliiiii:”)
- Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat (The Subtle Art Of Not Giving A F*ck)
Penulis ; Marx
Manson
Tahun terbit : 2016
Buku yang paling
sering aku rekomendasikan kepada siapapun yang bertanya: “Mi rekomendasiin buku
bagus dong”, karena menurutku buku ini benar-benar bagus parah terhadap proses
pengembangan diri kita.
Buku ini bisa
dikatakan menjadi buku yang sudah berhasil mengubah cara pandangku terhadap
sesuatu hal yang menjadi penyakit keseharian dan manusia cemas pada umumnya.
Dan hasilnya, bersikap bodo amat terhadap sesuatu hal yang sebenarnya jika kita
pikir itu tidak penting, membuat hidupku menjadi lebih enjoy. Aku merasakan
itu. Aku membuang daftar “kepusingan” yang bikin beban dalam hidupku, aku
sortir mereka, dan benar adanya. Plong!!!
Buku yang masuk
dalam daftar buku best seller The New York Times dan Washington Post
ini, membuka pikiran kita bahwa setidaknya ada 3 seni yang akan membantu kita
untuk cuek dan masa bodo terhadap sesuatu hal yang dirasa tidak perlu
dipersoalkan dalam hidup. Untuk seninya, kalian harus baca langsung kalau
kalian mau merubah cara pandang kalian tentang rumitnya persoalan hidup yang nyatanya
yang bikin rumit itu adalah diri kita sendiri.
Buku ini juga telah
membuat aku lebih peka tehadap orang-orang yang tidak seberuntung diriku, ada
keterkaitan antara peka terhadap sesama dengan berikap bodo amat pada persoalan
hidup. Intinya, titik temu dari mereka adalah rasa syukur.
- NKCHTI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini)
Penulis : Marchela
FP
Tahun terbit : 2018
Sebuah buku Visual
Grafis yang sangat laris manis. Bayangkan saking larisnya belum satu bulan
terbit buku ini sudah masuk cetakan ke 12. Keren banget gak tuh?:”)
Buku ini berisi
tentang pesan seorang ibu kepada anaknya dimasa depan. Kata-kata penyembuh
sejenis quotes (ya emang quotes) sederhana namun mampu mentrasferkan energi
positif yang luar biasa terhadap royal dan kompleksitasnya kita menjalani
kehidupan.
Buku karya Marchela
FP ini memang tidak memuat banyak tulisan seperti buku kumpulan puisi atau
novel pada umumnya. Beserta ilustrasi-ilustrasi yang sarat makna dan mengandung
pesan, buku ini memang tidak akan lebih kamu habiskan dalam waktu dua jam (jika
kamu membaca buku ini terus menerus dalam satu waktu).
Tapi aku tidak, aku
tidak langsung menyelesaikan buku ini dalam satu waktu. Bertahap, sesuai dengan
kondisi rasa tidak nyamanku. Aku teruskan baca dan aku ulang. Rasanya menyembuhkan.
Satu lagi yang
bikin aku terharu dari buku ini adalah persamaan aku dengan tokoh ibu. Jauh
sebelum aku mengenal dan hadir buku NKCHTI, aku selalu menuliskan surat untuk
anakku dimasa depan. Dari buku ini aku merasa “didukung” dengan kebiasaan yang
aku kira akan banyak ditertawakan teman. senangnya. ternyata aku tidak sendiri dengan kebiasaan
“tidak umum” orang-orang menulis tentang sesuatu (walau tokoh ibu adalah
fiksi).
Jika kamu ingin
rehat sejenak dengan semua kepenatan hidup, bawa buku ini dan dengarkan
lagu-lagu dari Kunto Aji. Itu sudah sangat pas, menemani ruang kamu untuk
“beristirahat”.
- Tuhan Izinkan Aku jadi Pelacur
Penulis : Muhidin M. Dahlan
Tahun terbit : 2005
NGERIIII!!!!
Tapi jujur
dikatakan buku ini masuk kedalam salah satu buku Favorit bacaanku. Buku yang
tidak akan kamu temukan di toko buku mana pun (la terus kamu dapet dari mana?)
aku beli dari toko buku online, dan karena dia aku mendapatkan sensasi dari
nikmatnya beli buku online. Haha.
Buku karya Muhidin
M. Dahlan ini memang pantas diacungi beberpa jempol, karena dengan keberaniannya
mengangkat sesuatu hal yang “sensitif” di Negara kita ini ia sudah memberanikan
diri dengan menyuarakan pemikirannya.
Lebih kerennya lagi
buku ini diangkat dari kisah nyata, semakin menambah wawasanku bahwa “ada juga
ya yang begini?”, tapi aku pikir kita tetap harus berhati-hati karena kalau
ditelaah lebih dalam lagi setiap dialog yang diucapkan dari konflik batin
seorang Nidah Kirani, tokoh utama dalam buku ini ada benarnya juga. Buku ini
kritis dan mengandung feminis.
Berikut aku
informasikan untuk sinopsis dari buku ini:
Dia seorang muslimah yang taat. Tubuhnya
dihijabi oleh jubah dan jilbab besar. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk
sholat, baca al-qur’an dan berdzikir. Dia memilih hidup yang sufistik yang demi
ghirah kezuhudannya kerap dia hanya mengkonsumsi roti ala kadarnya di sebuah
pesantren mahasiswa. Cita-citanya hanya satu : untuk menjadi muslimah yang
beragama secara kaffah.
Tapi di tengah jalan ia diterpa badai kekecewaan. Organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat islam di Indonesia yang di idealkannya bisa mengantarkannya berislam secara kaffah ternyata malah merampas nalar kritis sekaligus imannya. Setiap tanya yang dia ajukan dijawab dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali di gugatnya kondisi itu tapi hanya kehampaan yang hadir. Bahkan Tuhan yang selama ini dia agung-agungkan seperti “lari dari tanggung jawab” dan “emoh” menjawab keluhannya.
Dalam keadaan kosong itulah dia terjerembab dalam dunia hitam. Ia lampiaskan frustasinya dengan free sex dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. “Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku Tuhan! Kan kutuntaskan pemberontakanku pada-Mu!” katanya setiap kali usai bercinta yang dilakukannya tanpa ada secuilpun rasa sesal. Dari petualangan seksnya itu tersingkap topeng-topeng kemunafikan dari para aktivis yang meniduri dan ditidurinya – baik aktivis sayap kiri maupun sayap kanan (islam) – yang selama ini lantang meneriakkan tegaknya moralitas. Bahkan terkuak pula sisi gelap seorang dosen kampus Matahari terbit Yogyakarta yang bersedia menjadi germonya dalam dunia remang pelacuran yang ternyata anggota DPRD dari fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat islam di Indonesia.
Tapi di tengah jalan ia diterpa badai kekecewaan. Organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat islam di Indonesia yang di idealkannya bisa mengantarkannya berislam secara kaffah ternyata malah merampas nalar kritis sekaligus imannya. Setiap tanya yang dia ajukan dijawab dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali di gugatnya kondisi itu tapi hanya kehampaan yang hadir. Bahkan Tuhan yang selama ini dia agung-agungkan seperti “lari dari tanggung jawab” dan “emoh” menjawab keluhannya.
Dalam keadaan kosong itulah dia terjerembab dalam dunia hitam. Ia lampiaskan frustasinya dengan free sex dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. “Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku Tuhan! Kan kutuntaskan pemberontakanku pada-Mu!” katanya setiap kali usai bercinta yang dilakukannya tanpa ada secuilpun rasa sesal. Dari petualangan seksnya itu tersingkap topeng-topeng kemunafikan dari para aktivis yang meniduri dan ditidurinya – baik aktivis sayap kiri maupun sayap kanan (islam) – yang selama ini lantang meneriakkan tegaknya moralitas. Bahkan terkuak pula sisi gelap seorang dosen kampus Matahari terbit Yogyakarta yang bersedia menjadi germonya dalam dunia remang pelacuran yang ternyata anggota DPRD dari fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat islam di Indonesia.
Kalian mungkin bisa
menyimpulkan sendiri isi singkat dari buku ini. Saking serunya, buku ini habis
kulahap hanya dalam beberapa jam saja. Oh iya, memang buku ini bisa dikatakan
“bahaya” untuk yang sedang bertemu dengan titik krisis dalam hidup, karena akhir
dari buku ini adalah sesuatu yang tidak aku harapkan (aku pribadi sebagai
pembaca). Menggantung dan tetap membuat penasaran, bagaimana akhir dari Nidah
Kirani yang sebenernya dia ada dalam dunia nyata.
Lebih lengkapnya
kalian bisa baca ini:
https://pikirjuang.wordpress.com/2012/07/12/resensi-tuhan-izinkan-aku-jadi-pelacur/
- Catatan Najwa
Penulis : Najwa Shihab
Tahun Terbit : 2016
Rasa kagum terhadap
sosok seperti mbak Nana, menarik diriku untuk membeli buku dari berbagai pemikirannya
yang kritis dan super brilian. Buku ini berisi tentang kumpulan kata berirama
yang mengangkat persoalan yang sempat terjadi di Negeri kita. Buku ini membuatku
melek dan tidak terlalu buta akan permasalahan yang terjadi, terutama mengenai
politik. Sesuatu hal yang sudah pasti tidak terlalu aku suka.
Karya sastra dan
politik. Karya sastra dengan segudang permasalahan Negeri kita. Semua dibahas
sederhana namun tajam di bukunya, Catatan Nazwa.
- Aku lupa bahwa Aku Perempuan
Penulis : Ihsan Abdul Quddus
Tahun
Terbit : 2012
Sebuah buku
feminis, tema yang sangat menarik untuk diriku baca karena secara tidak
langsung dari sana ada pesan yang disampaikan bahwa perempuan tidak selemah
yang selalu ada dalam budaya patriaki. Banyak hal yang aku kagumi dari para
pemikiran-pemikiran feminis. Mereka berani bersuara dengan karya sastra.
Buku ini
menceritakan seorang tokoh perempuan yang berambisi terhadap prestasi dan tidak
ingin dipandang remeh temeh oleh siapapun termasuk oleh pria. Positif memang,
namun keterlaluannya dalam berambisi karena ia selalu merasa tidak puas dengan
apa yang diraihnya membuat dia lupa posisinya sebagai “perempuan”. Perannya
menjadi seorang istri dan perannya menjadi seorang ibu. Ia melupakan dan
merelakan posisi yang menurutku adalah paling “termulia dan ternikmat” di dunia
demi ambisi dan terpenuhinya kepuasan yang ingin dia raih.
Berbicara mengenai
feminis, tidak akan pernah menemukan ujung apalagi dengan banyaknya isi kepala
orang-orang yang semakin kritis namun juga semakin tersulut emosi jika ada hal
yang tidak sesuai dengan apa yang dia pahami dan yakini. Menurutku, kita yang
ingin bekoar-koar menyuarakan kesetaraan perempuan dan laki-laki, harus banyak
belajar dari sosok ibu kita semua, Ibu Kartini.
- Dunia Anna
Penulis : Jostein Gaarder
Tahun terbit : 2013
Belum selesai aku
membaca buku ini, buku selanjutnya yang aku baca adalah
buku Jostein Gaarder, walau yg pertama (Dunia Shopie) aku belum mampu untuk
menyelesaikannya. Berat cuyy!! Tapi sepertinya buku ini lebih ringan dibaca dibanding
Dunia Shopie. Hampir mirip dengan isi bukunya, dimana jika Dunia Shopie
membahas mengenai filsafat dasar dalam kehidupan kita (walau dasar tetap bikin
pusing kepala karena mencoba terus berfikir mencari kebenaran dari logika)
Dunia Anna mengisahkah tentang seorang gadis Norwegia 10 tahun yang
merasa khawatir dengan keadaan bumi, ia berusaha agar bumi tidak
menghancurkan anak-cucunya.
Sebuah buku yang mengedepankan isu-isu seputar kerusakan lingkungan dan
pemanasan global, yang dimaknai secara filsafat.
Sesuatu bacaan yang menarik bukan, cocok untuk
kado atau hadiah kepada adik atau bahkan anak-anak kita yang berusia 10 tahun
atau baru memasuki sekolah menengah pertama, agar diusianya yang masih dini ia
sudah sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan bumi kita.
“Nova sayang, aku tak tahu
bagaimana rupa dunia saat kau membaca surat ini ….”
Bumi 2082, Nova sangat
terkejut saat tiba-tiba di terminal online-nya muncul surat dari nenek
buyutnya, Anna. Surat yang ditulis 70 tahun lalu, tepat tanggal 12.12.12.
Tepat saat nenek
buyutnya berusia 16 tahun seperti Nova saat ini. Sungguh misterius, bagaimana
mungkin 70 tahun lalu nenek buyutnya sudah tahu bahwa kelak cicitnya bernama
Nova? Dan dari mana nenek buyutnya tahu tentang keresahan-keresahan Nova?
Tentang bumi yang sudah tak seindah dulu lagi, tentang spesies yang punah,
tanah-tanah yang tenggelam, kutub yang meleleh. Dan, benarkah cincin rubi merah
dari legenda Aladin, menjadi kunci untuk mengembalikan keseimbangan bumi?
Cincin yang selama ini melingkar di jari Anna, nenek buyutnya?
(sumber: https://blog.bukupedia.com/resensi-dunia-anna/)
Waaaa… penasarankan atau malah bikin kalian pusing? Walau
belum selesai aku membaca buku in tapi dipastikan buku ini benar-benar
berkualitas. Kisahnya yang ringan namun penuh makna, Jostein Gaarder kembali
mengajak kita sebagai pembaca merenungkan eksistensi manusia dan semesta.
Sebuah buku bagus untuk dibaca bagi kita yang krisis akan
kepedulian terhadap lingkungan. Aku selalu bilang, di bumi makhluk hidup bukan
hanya manusia saja.
***
Sekian dulu proses belajar ulasanku dari beberapa buku
yang kubaca, semoga bermanfaat. Sangat diterima sekali jika ada teman yang ingin berdiskusi atau memberi masukan terhadap proses belajar menulisku.
Comments
Post a Comment