Traveling experience: YOGYAKARTA - KLATEN
Diakhir tahun 2018, aku
merealisasikan wishlist atau impianku
yang entah tahun keberapa untuk bepergian jauh sendiri dan naik kereta. Aku ingin
sekali merasakan suka duka duduk diperjalanan, melihat banyak hal baru yang
belum pernah aku rasakan sebelumnya, dan setidaknya jadi lebih tahu tata cara,
kesiapan, dan kehati-hatian kita dalam bepergian naik kereta.
Sensasinya ternyata
luar biasa. Aku gereget sendiri saat melakukan packing. Mencatatat daftar barang yang harus aku bawa, mencari
referensi tempat liburan, serta mengingat apa yang harus aku lakukan disana. Sedikit
informasi, untuk persiapan saat melakukan liburan yang mungkin teman-teman
sudah tahu sendiri entah melakukan packing
versi sendiri atau terniat cari “tips packing yang benar” di si mbah google.
Berikut aku sampaikan
informasi packing ala Mia yang
alakadarnya saat mau bepergian naik kereta;
1.
Gunakan tas
ransel/koper (tergantung tujuan dan sukanya kamu saat bepergian) dan bawa satu tas selempang. Tas ransel/koper ini
berguna untuk menyimpan barang-barang berat yang dibutuhkan saat sudah berada
dikota tujuan, sedangkan tas selempang berguna untuk menyimpan barang yang
sekiranya akan selalu kamu butuhkan saat diperjalanan, seperti:
casan/powerbank, alat makeup sederhana (bagi perempuan), kacamata, dompet, dan
lain sebagainya yang dikira menurutmu penting dan dibutuhkan saat melakukan
perjalanan.
2.
Bawalah pakaian
tidak terlalu banyak. Packingnya bisa dibungkus dengan plastik. pakainnya Bisa digulung
atau dilipat. Biasanya aku menggulungkan pakaian agar ia terkesan padat dan
tidak memakan ruang yang banyak.
3.
Alat mandi, alat
make up, bantal tidur (jika perlu) dan alat alat lainnya mungkin kalian sudah
tahulah ya.
4.
Membawa buku, novel,
earphone,atau hal hal lainnya yang
bisa mengurangi kebosanan kamu saat duduk lama dikereta.
5.
Bawa tote bag
atau keresek. Hal itu berguna jika kamu tetiba membeli sesuatu atau ada sisa
sampah yang mau kamu buang.
6.
Bawa makanan
berat, cemilan dan air minum (biasanya aku membawa tumbler/botol minum
sendiri), karena kalian tahu sendiri baik di bandara, terminal, atau stasiun
harga makanan akan melambung tinggi dari harga normalnya.
Sekitar pukul 20.30 WIB
aku berangkat dari indekos, memakai ransel, tas selempang, serta tote bag
berisi makanan dan minuman. Persiapan saat perjalanan nanti. Aku maksimalkan
agar aku tidak bosan disana. Sepertinya jika bepergian sendiri lebih enak di waktu
malam karena perjalanan akan terasa cepat karena kamu akan lebih banyak
menghabiskan waktu dengan tidur. Walau kekurangannya memang kamu tidak bisa
melihat cantiknya bumi dari balik jendela kereta. Hanya titik titik lampu
malam.
Sebelum memasuki area
kereta aku mencetak tiketku terlebih dahulu dengan memasukan kode booking. Tidak
lupa mempersiapkan KTP untuk dicek nanti. Setelah dari sana aku menunggu,
sekitar setengah jam. Karena kalau bepergian estimasi berangkat dari rumah
adalah 2/1,5 jam agar tidak ketinggalan kereta. Dan saat kereta datang, aku mencari tempat kursiku. Duduk dan menunggu sampai subuh tiba
di kota istimewa.
Tiba di Yogyakarta, aku
dijemput oleh teman-temanku dan langsung berangkat ke salah satu destinasi yang
sudah jadi tempat tujuan liburanku. Untuk informasi dari beberapa tempat wisata
aku akan menjelaskan satu-satu diblogku selanjutnya.
Adapun destinasi yang
aku datangi saat itu adalah;
1.
Mangunan
2.
Hutan Pinus
3.
Bunker Kaliadem
4.
Candi Prambanan
5.
Klaten (Pasar
Tradisional)
Menghabiskan waktu
empat hari disana, cukup membuatku lupa akan rutinitas sehari-hari. Menyedihkan
memang. Ada uang tak ada waktu. Ada waktu tak ada uang. Ada waktu ada uang
sudah tak ada tenaga. Semoga kita tidak menjadi begitu, karena di era sekarang
piknik adalah kebutuhan.
Beberapa hari tinggal
di Yogyakarta dan kemudian menetap di Klaten. Banyak hal baru yang aku temukan.
Perbedaan suasana, perbedaan gaya hidup, dan perbedaan budaya serta sosial
menjadi daya tarik aku betah disana.
Baik Yogyakarta atau
Klaten, keduanya adalah daerah yang ramah. ramah dari segi biaya hidup maupun orang-orangnya.
Namun jujur ku akui, kalau untuk keadaan di jalan raya, aku pikir didaerah
tersebut ada sebagian pengguna jalan yang merasa seenaknya menggunakan jalanan
(ugal-ugalan). Mungkin hal tersebut dikarenakan jalanan yang terbiasa lenggang sekarang terisi penuh
oleh banyak wisatawan yang berlibur akhir tahun. Hehe maaf ya, kotamu indah
sih.
Setelah tanggal merah
berakhir, chaos pun datang. aku
terlalu lama mengulur-ulur beli waktu tiket pulang sehingga hanya tertinggal
satu tempat duduk lagi perjalanan dari Klaten – Bandung dan itu pun kelas
ekonomi. Ekspektasiku sudah terlampau jauh dan merasa tidak akan mampu. Karena ini
adalah kali pertamaku naik kereta kelas ekonomi dengan keadaan sendiri, duduk
tiga, dan membelakangi laju jalan. Namun ternyata, tidak seburuk yang aku
alami. Terkadang berekspektasi tidak baik juga ada sisi positifnya.
Sampai jam tengah malam
di Stasiun Kiaracondong. Aku memesan salah satu tranfortasi online. Dan tidak
lupa untuk discreenshot datanya dan
dikirimkan pada teman-temanku. Untuk jaga-jaga takut terjadi hal yang tak
diinginkan. Perempuan butuh rasa aman bepergian sendiri dijam kapanpun walau
kejahatan bisa mengancam siapapun. Berjaga dan berwaspada adalah salah satu
solusi mencegahnya.
Oh iya, malam
pergantian Tahun aku hanya duduk diteras. Tidak ikut berpartisipasi
menyumbangkan jalanan kota menjadi macet. Duduk diteras, menikmati suara
jangkrik, dan naik pohon rambutan (ada pohon rambutan yang sudah matang didepan
rumah). Tidak lupa pula aku menjalankan salah satu ritual pergantian tahun
baruku, menulis Kinanti Hope. Harapan di tahun baru.
Malam itu, menenangkan
walau diluar sana banyak orang ramai merayakan. Selamat tahun baru dari aku di
kota Baru, +543 KM dari indekos Bandung.
Comments
Post a Comment